Cerita Bank Sampah dan Sandiaga Uno di Bantaran Sungai Sunter

Setelah subuh. Didi suprijadi telah bergelut di kebun. Masyarakat jatinegara golongan. Kecamatan pulogadung. Jakarta timur ini mulai bersihkan sampah tersisa daun yang berantakan dan mengusungnya ke dalam mesin pengolah pupuk.

 

“tersisa sampah daun ini akan kita buat jadi pupuk kompos.” tutur didi. Selasa (17/11/2020).

Telah 3 tahun ini. Didi dan barisan tani rimba rumah golongan jayakarta ini berjibaku dengan sampah. Bukan hanya sampah daun. Ayah tiga anak ini mulai kumpulkan sampah botol plastik yang diterima dari masyarakat..

“kami urus sampah plastiknya supaya bisa hasilkan. Rupanya masyarakat semangat dengan aktivitas ini.” sambungnya.

Dari sebatas bank sampah. Barisan tani yang berisi anak muda ini mulai memasuki aktivitas pertanian dan perikanan untuk memancing ketertarikan masyarakat supaya lebih perduli lingkungan.

Manfaatkan tempat tidur di bantaran kali sunter. Mereka mulai lakukan budidaya bermacam sayur. Perikanan. Atau tanaman obat keluarga.

“kami urus secara swadaya. Hasilnya kami beri gratis untuk masyarakat yang memerlukan.” terang pria berumur 65 tahun ini.

Usaha melestarikan lingkungan untuk didi bukan tiada kendala. Kebatasan modal dan kurangnya fasilitas yang dipunyai masihlah jauh dari cukup buat penuhi keperluan pangan barisan atau untuk masyarakat seputar.

Didi mengharap. Aktivitas yang dikerjakan ini bisa memberi faedah ke warga yang daya belinya turun karena imbas covid-19. “kami coba sedapatnya meskipun gerak perlahan-lahan untuk pengendaliannya.” papar didi.

Memberikan dukungan program itu. Sukarelawan indonesia berpadu memiliki inisiatif menyangga aktivitas pendayagunaan warga dengan memberi 100 unit budikdamber. 10.000 ekor bibit lele. 9 indukan lele macam sangkuriang. 400 kg pakan. 5 kg bibit kangkung. Dan 5 kg bibit bayam.

Ketua sukarelawan indonesia berpadu sandiaga uno menjelaskan. Ide urban farming dengan ide ekosistem terintegrasi budi daya ikan yang terpadu dengan mekanisme produksi sayur adalah pengembangan yang memberi imbas besar untuk kelangsungan hidup.

“sistem budikdamber benar-benar pas diaplikasikan untuk tingkatkan kemandirian pangan yang dikerjakan masyarakat.” tutur sandiaga uno.

Kecuali faedah ekonomi. Sandiaga mengharap. Aktivitas ini bisa memperkuat rasa kebersama-samaan dan membuat budaya bergotong-royong di pada lingkungan rumah lewat barisan tani dan usaha umkm.

“mudah-mudahan ekonomi dapat bangun dan dapat buka lapangan pekerjaan selebar-luasnya. Hingga kita dapat bangun.” terangnya.

Sukarelawan indonesia berpadu memberi kontribusi training pengendalian budidaya pangan dari ahli pertanian. Hingga diinginkan warga yang menerima kontribusi mempunyai ketrampilan untuk menjaringnkannya secara berdikari dan berkepanjangan.

Untuk memberikan dukungan kelangsungan bank sampah yang diatur barisan tani rimba rumah golongan jayakarta. Rib memberi kontribusi mesin pencacah sampah.

Sekitar 200 paket bansos dikasih ke masyarakat. Yang menerima kontribusi ialah masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sunter yang sejumlah besar profesinya selaku pekerja harian terlepas dan tukang ojek itu.

“mudah-mudahan usaha kemandirian pangan hasil swadaya masyarakat. Bisa berperanan dalam membuat ekonomi nasional. Terhitung peningkatan usaha berbasiskan kekuatan wilayah dan fokus pasar.” tandas kode.

Pada kampanyenya di tegal. Jawa tengah. Sandiaga uno pengin membuat warteg dapat menandingi rumah makan padang.

 

error: Content is protected !!